Tuesday, March 4, 2014

Keindahan Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon  (TN Ujung Kulon) memiliki luas kawasan seluas 122956 Ha. Terletak di propinsi: Banten, Kabupaten Pandeglang. Secara geografis terletak antara bujur : 102’ 02” 32° - 105’ 37” 37° & lintang : 06’ 30” 43° LS - 06’ 52” 17° . 

Taman Nasional Ujung Kulon
Peta Kawasan Ujung Kulon
Iklim Kawasan :
Memiliki iklim tropik laut dengan klasifikasi iklim tipe B, dengan curah hujan rata-rata tahunan 3.249 mm, kelembaban udara antara 80 % sampai 90 % dan temperatur berkisar antara 25 C – 30 C.  Musim hujan terjadi pada bulan Oktober - April bersamaan dengan terjadinya musim angin barat laut, dengan curah hujan tiap bulan rata-rata mencapai lebih dari 200 mm, dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember mencapai lebih dari 400 mm. Musim kemarau terjadi pada Mei-September dengan curah hujan normal tiap bulan rata-ratatidak melebihi 100 mm.

Angin bertiup dari arah barat pada musim barat laut (Oktober-April) dengan kecepatanbesar dan sekali-kali sering terjadi badai yang menyebabkan pohon-pohon tumbang danmenyulitkan perjalanan kapal karena ombak besar. Sedang angin dari arah Timur/Selatanpada musim Selatan (Mei-September) membuat perairan bagian utara SemenanjungUjung Kulon menjadi terang dan kurang berombak.

Tipe Ekosistem :
Mempunyai tiga tipe ekosistem, yaitu :
  1. Ekosistem perairan laut terdiri dari habitat terumbu karang dan padang lamun. Terdapat di wilayah perairan Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.
  2. Ekosistem daratan umumnya berupa hutan hujan tropis asli  yang terdapat di Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan.
  3. Ekosistem pesisir pantai yang terdiri dari hutan pantai dan hutan mangrove yang terdapat di sepanjang pesisir pantai dan daerah hutan mangrove di bagian timur laut Semenanjung Ujung Kulon dan pulau-pulau disekitarnya.

Potensi dan Daya Tarik Wisata Alam :

Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.

Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata)dan berbagai macam jenis anggrek.

Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.

Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di i daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air.

Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan asset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.

Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis.

Masyarakat yang bermukim di sekitar taman nasional yaitu suku Banten yang terkenal dengan kesenian debusnya. Masyarakat tersebut pengikut agama Islam, namun mereka masih mempertahankan kebiasaan-kebiasaan, tradisi, dan kebudayaan nenek moyang mereka.

Di dalam taman nasional, ada tempat-tempat yang dikeramatkan bagi kepentingan kepercayaan spiritual. Tempat yang paling terkenal sebagai tujuan ziarah adalah gua Sanghiang Sirah, yang terletak di ujung Barat semenanjung Ujung Kulon.

Selain potensi berupa keanekaragaman tumbuhan dan satwa. Taman Nasional Ujung Kulon juga dilengkapi dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan air terjun. Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik dan pengalaman wisatawan yang tidak terlupakan.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi antara lain:
  1. Tamanjaya. Pintu masuk utama dengan fasilitas wisma tamu, dan dermaga. Tersedia rumah singgah (home stay) Sundajaya merupakan penginapan yang dikelola oleh masyarakat yang terletak ± 100 m dari dermaga Tamanjaya. Homestay ini memiliki 4 buah kamar dengan kapasitas tiap kamar bisa 2-3 orang. Sering disinggahi para petualang yang memiliki uang terbatas.
  2. Cibiuk. Terdapata sumber air panas yang terletak ± 2 km atau 30 menit berjalan kaki dari Tamanjaya, pengunjung dapat melakukan mandi air panas di sana.
  3. Dungus Balang, terdapat lokasi berkemah (camping ground) selain itu daerah jiga mempunyai panorama alam yang sangat indah.
  4. Pantai Kalejetan. Wisata bahari, surfing dan pengamatan tumbuhan/satwa (atraksi banteng). Terletak ± 11 km atau 3 jam berjalan kaki dari Tamanjaya.
  5. Pantai Karang Ranjang. Formasi gelombang besar dengan keindahan pantai pasir putih, tempat peneluran penyu, pengamatan satwa seperti biawak, kijang, babi hutan dan lain-lain. Terletak ± 5 km dari Pantai Kalejetan.
  6. Cibandawoh. Melihat pantai yang landai dan bersih, pengamatan satwa seperti kancil, babi hutan, owa dan lain-lain. Terletak ± 6 km dari Karang Ranjang.
  7. Pulau Peucang. Pantai pasir putih, terumbu karang, perairan laut yang biru jernih dan hutan yang sangat mengesankan sangat cocok untuk berenang, menyelam dan pengamatan satwa/ tumbuhan. Ada beberapa penginapan yang dikelola oleh koperasi “Badak” Balai TN UK dan oleh pihak mitra (PT. Wana Wisata Alam Hayati) yang bisa dijadikan pilihan :
    • Flora A, terdiri dari 6 kamar (fasilitas : double bed tiap kamar, kapasitas 3 orang/kamar )  dikelola oleh PT. Wana Wisata Alam Hayati.
    • Flora B, terdiri dari 10 kamar (fasilitas : AC, kamar mandi, double bed tiap kamar, kapasitas 2 orang/kamar) dikelola oleh PT. Wana Wisata Alam Hayati.
    • Fauna, terdiri dari 6 kamar (fasilitas : 1 double bed dan 1 single bed tiap kamar, kapasitas 3 orang/kamar),  dikelola oleh koperasi “Badak” Balai TN – UK.
    • Badak, terdiri terdiri dari 1 kamar (fasilitas : 1 double bed, 1 single bed dan kamar mandi),  dikelola oleh koperasi “Badak” Balai TN – UK.
    • Bivak, terdiri dari 4 kamar dengan kapasitas 6 orang/kamar.  Dikelola oleh koperasi “Badak” Balai TN – UK.
  8. Karang Copong, Karang Ranjang, Citerjun, Cidaon, Ciujungkulon, Cibunar, Tanjung Layar, dan Ciramea. Menjelajahi hutan, air terjun, menyelusuri sungai, padang pengembalaan satwa, dan tempat peneluran penyu, jungle tracking dan berkemah
  9. Pulau Handeuleum, Cigenter, dan Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak jawa dan berbagai macam jenis burung), dan menyelusuri sungai. Terdapat penginapan yang cukup murah yang dikelola oleh Koperasi “Badak” TN UK yang terdiri dari 6 kamar dengan kapasitas 2 orang tiap kamar.
  10. Pulau Panaitan, Gunung Raksa, dan Gunung Honje. Menyelam, berselancar, dan wisata budaya/sejarahberupa Arca Ganesha.  Patung manusia berkepala gajah itu, sampai saat ini masih banyak dikunjungi wisatawan, terutama mahasiswa. Keberadaan Arca Ganesha ternyata dapat memberikan daya tarik utama bagi yang berkunjung ke Pulau Panaitan. Ganesha Panaitan memang banyak menyimpan misteri karena bentuknya sangat berbeda dibanding dengan patung-patung Ganesha lainnya di Indonesia. Belum tersedia penginapan, kecuali kantor Seksi Pengelolaan TN wilayah I P. Panaitan di Legon Butun dan Kantor Resort Legon Bajo di Legon Bajo.
Aksesibilitas :
Dapat ditempuh melalui beberapa alternatif jalan yaitu :
Perjalanan menuju Labuan (Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon) melalui jalan darat :
  1. Jakarta - Serang (jalan Tol) - Pandeglang - Labuan, jarak ±135 kmselama± 3,5 jam.
  2. Jakarta – Cilegon (jalan Tol) -Anyer - Labuan, jarak ±155 kmselama ± 3,5 jam.
  3. Bogor – Rangkasbitung – Pandeglang – Labuan, jarak ± 160 Km selama ±4 jam.
Perjalanan dari Labuan menuju Taman Nasional Ujung Kulon melalui darat dan atau laut (dengan  kapal motor/speed boat) :
  1. Labuan – Sumur – Tamanjaya (darat)jarak ±90 Kmselama ±..jam,dilanjutkan melalui laut Tamanjaya  – Pulau Handeuleum (± 40 menit) -Pulau Pucang (± 2 ½ jam).
  2. Labuan –Tamanjaya (laut)selama± ..jam.
  3. Labuan – Pulau Handeuleum  (laut) selama± ..jam.
  4. Labuan– Pulau Pucang (laut) selama± 5 jam
Perjalanan menuju Taman Nasional Ujung Kulon melalui jalan laut (dengan  kapal motor/speed boat) :
  1. Jakarta – Tamanjaya, jarak ± 223 Km selama± ..jam.
  2. Jakarta – Pulau Handeuleum, jarak ± 226Km selama± ..jam.
  3. Jakarta – Pulau Peucang, jarak ± 235 Km selama± ..jam.
Peta Perjalanan ke TN Ujung Kulon
Peta Perjalanan ke TN Ujung Kulon

Tips Berkunjung ke Ujung Kulon.

Ada beberapa kewajiban dan larangan bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon. Sebelum berkunjung ke taman nasional ini, konfirmasikan dulu rencana kedatangan Anda ke Pusat Kunjungan Balai Taman Nasional Ujung Kulon di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 51 Labuan dengan nomor telepon (0253) 804681 atau 801731.

Selain sebagai laporan, langkah ini penting untuk memastikan masih adanya kamar di penginapan kawasan taman nasional agar pengunjung tidak kerepotan mencari tempat bermalam.

Konfirmasi ini juga berguna agar ada kesiapan dari pemandu yang akan mendampingi, baik dari petugas taman nasional maupun pemandu dan portir yang telah ditunjuk Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Sebelum melakukan perjalanan lebih lanjut, jangan lupa menanyakan detail apa saja yang harus dipersiapkan dan dibawa selama berkunjung ke taman nasional tersebut.

Ketika masuk ke kawasan TNUK, seperti halnya di tempat wisata lainnya, setiap pengunjung dipungut biaya tiket masuk sebesar Rp 2.500 per orang untuk warga Indonesia dan Rp 20.000 per orang untuk warga negara asing serta biaya asuransi Rp 3.000.

Selain itu, tiket masuk untuk kendaraan air besarannya bervariasi antara Rp 50.000 dan Rp 100.000 per kapal motor sesuai kekuatan mesin. Kedua pungutan ini merupakan bagian dari penerimaan negara bukan pajak.

Larangan

Mengingat Ujung Kulon berstatus sebagai taman nasional yang harus dijaga keaslian dan kelestariannya, pengunjung harus maklum dengan seabrek larangan yang harus dipatuhi. Hal itu, misalnya, larangan membawa senjata api, binatang peliharaan, benih tanaman, dan bahan kimia.

Saat berkunjung ke TNUK ditabukan untuk berburu, menangkap, menebang, memotong, membawa, serta memiliki binatang, tumbuhan, dan biota laut serta bagian-bagiannya, baik dalam keadaan hidup maupun mati yang didapat dari kawasan taman nasional tersebut.

Aksi vandalisme pada tumbuhan, batu, dan bangunan pun dilarang. Selain itu, pantang bagi pengunjung untuk membuang sampah yang dapat mencemari lingkungan dan menyalakan api yang bisa menimbulkan kebakaran hutan.

Para wisatawan yang berkunjung ke taman nasional jangan lupa mempersiapkan keperluan pribadi demi keselamatan, misalnya, obat-obatan ringan maupun obat pribadi serta losion antinyamuk. Jangan lupa membawa jaket, jas hujan, dan barang-barang personal lainnya.

Ketika masuk ke kawasan TNUK, pengunjung disarankan mengenakan baju atau kaus lengan panjang dan sepatu lars sebatas lutut untuk menghindari goresan duri rotan yang banyak tumbuh di hutan.

Untuk mencegah menempelnya lintah atau pacet di kaki, pengunjung disarankan juga mengenakan kaus kaki tebal. Ujung celana panjang dimasukkan ke dalam kaus kaki tersebut agar tidak memberi ruang terbuka masuknya lintah atau binatang kecil lainnya. 

Tips jika Anda berkemah di TN Ujung Kulon  :
  • Jika Anda sewa tenda, silahkan meminta pemilik nya untuk mempraktekkan bagaimana caranya mendirikan tenda. Ini akan amat sangat membantu kita mendirikan tenda di TKP
  • Biasakan untuk menyatukan tenda, tiang dan pasaknya dalam satu tas, sehinga tidak bercerai berai dan ketika kita memerlukan tiang atau pasaknya, gampang ditemukan
  • Bawa palu kecil dan juga tali raffia untuk mengencangkan pasaknya, supaya tenda tidak dibawa angin
  • Selalu bawa lentera kecil atau senter karena banyak pulau yang tidak ada kehidupan apalagi listrik, jadi sangat diperlukan untuk menerangi sekitar
  • Bawa matras untuk alas tidur karena biasanya alas tenda itu tipis banget, punggung akan sakit karena biasanya dibawah tenda tanahnya berkeirik penuh dengan batu
  • Bawa sleeping bag, selain untuk menghangatkan badan apabila dingin, sleeping bag juga berfungsi untuk menahan air masuk dan membasahi barang apabila hujan
  • JANGAN dirikan tenda dibawah pohon besar atau pohon kelapa, karena resiko nya apabila angin kencang, ada kemungkinan dahan ranting patah atau kelapa yang jatuh menimpa tenda.
  • Bawa dry bag untuk menyimpan alat-alat elektronika&kamera.
Foto-foto TN Ujung Kulon :
Dermaga P.Peucang
Dermaga P.Peucang





Penghuni tetap di P. Peucang
Penghuni tetap di P. Peucang

Penginapan p. peucang
Penginapan P. Peucang


Sungai Cigenter - P. Handeleum
Sungai Cigenter - P. Handeleum



Semoga Bermanfaat.

              No comments:

              Post a Comment